Pengapian Sepeda Motor
Berikut ku coba jelaskan pengapian sepeda motor,mungkin seringkali ku bahas masalah pengapian,tapi banyaknya permintaan dari para mekanik jadi ku coba bahas lagi lebih gambling lagi disini,ku coba jelaskan dengan sejelas-jelasnya.
1. Persyaratan Dasar Pengapian
Persyaratan dasar agar motor dapat menyala adalah:
• Bahan bakar yang dikabutkan / diuapkan.
• Temperatur campuran bahan bakar & udara yang cukup tinggi.
• Penyalaan pada saat yang tepat.
2. Macam-macam sistem pengapian
Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar digolongkan menjadi dua jenis:
a. Penyalaan sendiri
• Akibat pemampatan dengan tekanan tinggi, temperatur udara mencapai 700ºC sampai 900ºC.
• Bahan bakar yang dimasukan terbakar dengan sendirinya.
• Penggunaan pada motor disel.
b. Penyalaan dengan sistem pengapian bunga api listrik
• Pada saat akhir langkah kompresi, campuran bahaan bakar & udara dibakar dengan loncatan bunga api lisrtik.
• Penggunaan pada motor otto / bensin.
3. Sistem pengapian pada sepeda motor
Sistem pengapian pada sepeda motor ada dua macam:
a. Sistem pengapian baterai
b. Sistem pengapian magnet
Uraian
a. Sistem pengapian baterai
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan baterai sebagaai sumber arus.
1. Prinsip kerja dasar
Tegangan baterai 12V ditransformasikan menjadi tegangan tinggi 5kV –
25kV, kemudian dialirkan ke busi secara bergiliran yang diatur oleh
rotor sesuai urutan pengapian (firing order)
2. Sifat-sifat:
• Daya pengapian baik pada putaran rendah.
• Saat pengapian ditentukan oleh putaran mesin dan beban mesin.
• Saat pengapian dapat diatur secara mekanis menggunakan kontak pemutus atau secara elektronis.
b. Sistem pengapian magnet
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan generator sebagaai sumber arus.
1. Prinsip kerja dasar
Pengapian magnet merupakan gabungan dari generator dan sistem pengapian.
2. Sifat-sifat
• Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
• Daya pengapian baik pada putaran tinggi.
• Putaran start harus lebih besar dari 200rpm.
• Sering digunakan pada motor kecil seperti sepeda motor.
4. Dasar transformasi tegangan (prinsip induksi magnetis)
a. Medan magnet
Jika medan magnet digerak-gerakkan di dekat kumparan, maka:
• Terjadi perubahan medan magnet.
• Timbul tegangan lisrtik (tegangan induksi).
b. Transformator
Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan arus bolak-balik maka:
• Ada perubahan arus listrik.
• Terjadi perubahan medan magnet.
• Terjadi tegangan induksi.
c. Perbandingan tegangan
Perbandingan tegangan sebanding dengan perbandingan jumlaah lilitan.
• Jika jumlah lilitan sedikit, maka tegangan induksi kecil.
• Jika jumlah lilitan banyak, maka tegangan induksi besar.
d. Transformasi dengan arus searah
Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah karena:
• Arus tetap.
• Tidak terjadi perubahan medan magnet.
• Tidak ada induksi.
Untuk mengatasinya, harus diberi saklar pada sambungan primer. Jika saklar dibuka/tutup (on/off), maka:
• Arus primer terputus-putus.
• Ada perubahan medan magnet.
• Terjadi induksi.
5. Sifat-sifat induksi diri
• Tegangan bisa melebihi tegangan sumber arus, pada sistem pengapian tegangannya ≈300 – 400V.
• Induksi diri adalah penyebab timbulnya bunga api pada kontak pemutus.
• Arah tegangan induksi diri selalu menghambat arus primer.
6. Bagian-bagian sistem pengapian
• Baterai sebagai sumber arus listrik.
• Kunci kontak untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit.
• Koil untuk mentransformasikan tegangan baterai 12V menjadi tegangan tinggi (5.000 – 25.000V).
• Kontak pemutus untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar
terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian.
• Kondensator kegunaan:
1. Mencegah loncatan bunga api di antara celah kontak pemutus pada saat kontak pemutus mulai membuka.
2. mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi.
• Generator pembangkit sebagai penghasil / sumber tegangan AC.
• Busi untuk meloncatkan bunga api listrik di antara kedua elektroda
busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.
b. Macam-macam sistem pengapian
1. Pengapian baterai
Prinsip terbentuknya bunga api listrik (spark) alat penyala batere:
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina
(breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari batere
menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan
sekunder, dan inti besi lunak, sehingga terjadi medan magnet
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan
berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus
induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ±
5.000 – 25.000V sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark)
pada busi
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina
2. Sistem pengapian magnet
Prinsip terbentuknya bunga api listrik alat penyala magnet:
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina
(breaker points) tertutup, maka pada saat jangkar bersama-sama kumparan
primer berputar atau magnet berputar, akan terjadi medan magnet pada
koil.
2. Ketika arus primer
diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok
(cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada
kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ±5.000 –
25.000Volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada
busi.
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark,
termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus
induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.
3. Pengapian CDI (Magneto Capasitet Discharge Ignition)
Prinsip kerja CDI
• Tegangan yang dibangkitkan oleh kumparan pembangkit tenaga primer
diserahkan oleh diode penyearah dan disimpan dalam kapasitor.
• Sewaktu kumparan pulser membangkitkan tegangan yang mengalir ke transistor lewat diode akan membuka transistor.
• Transistor membuka, maka dengan cepat arus mengalir dari kapasitor ke kumparan primer.
• Dengan cepat pula medan magnet dibangkitkan dan tegangan tinggi dibangkitkan pada kumparan sekunder.
Keuntungan
Efisiensi pengapian / daya pengapian lebih besar di bandingkan dengan menggunakan kontak pemutus
Kerugian
Hanya cocok untuk motor bervolume silinder kecil karena sifat dari kapasitor membuang muatan dengan cepat.
a. Pengapian CDI – DC
Cara kerja
• Arus dari baterai masuk ke trasformer kemudian diputus-putus oleh swich circuit untuk memperbesar tegangan dari baterai.
• Tegangan tinggi dari transformer di searahkan oleh diode, kemudian
masuk ke SCR sehingga SCR menjadi aktif (on), dan juga disimpan dalam
kapasitor.
• Arus dari kapasitor juga mengalir ke primer koil kemudian ke massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.
• Ketika pick-up melewati pulser, pulser mengeluarkan tegangan dan masuk
ke Ignition Timing Control Circuit yang menentukan saat pengapian
dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.
• Kemudian gate SCR membuka sehingga membuang muatan ke massa.
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi
tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga
api listrik pada busi.
b. Pengapian CDI – AC
Cara kerja
• magnet berputar sehingga exciter coil (spoil) mengeluarkan arus AC 100-400 V.
• Arus AC dirubah menjadi arus
DC oleh diode kemudian di simpan dalam kapasitor lalu ke primer koil, ke
massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.
• Arus DC dari diode juga masuk ke SCR, sehingga SCR menjadi aktif.
• Kemudian pulser membangkitkan tegangan dan masuk ke trigger yang menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.
• Gate SCR terbuka sehingga kapasitor membuang muatannya ke massa.
• Terjadi perubahan medan magnet pada
koil sehingga menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan
sekunder yang menghasilkan loncatan bunga api listrik pada busi.Semoga
bermanfaat.mufixers.
Penyetelan Katub/Klep Motor
Dalam penyetelan katup memerlukan jarak yang tepat(GAP).
jaraknya sebagai berikut.
No motor Ukuran celah katub Masuk Buang
1 Honda GL Max 0.05 mm 0.005 mm
2 Honda GL Pro 0.05 mm 0.005 mm
3 Honda GL 100 0.05 mm 0.005 mm
4 Honda Tiger 2000 0.10
mm 0.10 mm
5 Yamaha Jupiter 0.05-0.09 mm 0.08-0.12mm
6 Yamaha Cripton 0.05-0.10 mm 0.08-0.13 mm
7 Suzuki shogun 125 0.04-0.07 mm 0.04-0.07 mm
8 Suzuki shogun 110 0.04-0.07 mm 0.04-0.07 mm
9 Suzuki smash
0.04-0.07 mm
0.04-0.07 mm
10 Suzuki GSX 250 (Thunder) 0.03-0.08 mm 0.08-0.13 ml
11 Honda GL Neo tech 0.1 mm 0.1 mm
Demikianlah semoga berguna buat brother2 indonesia raya,
salam"mufixers"
Kopling Motor
Macam-macam Kopling Motor
Pada umumnya ada tiga macam tipe teknologi
kopling, yaitu wet clutch (kopling basah), dry clutch (kopling kering)
dan slippery clutch (kopling licin).
Pada sistem slippery clutch hanya dipakai pada sepeda motor balap.
Kopling ini sengaja dirancang untuk menghilangkan efek engine braking
saat pembalap mengurangi kecepatan memasuki tikungan.
Sistemnya dibuat untuk menghilangkan hubungan tenaga
dengan roda belakang atau slip, sehingga roda mudah dikendalikan. Tetapi
tidak menutup kemungkinan motor harian juga menggunakan teknologi
seperti ini, contohnya Ducati 996 SPS ataupun Desmosedici RR.
Tipe kedua dan paling umum digunakan oleh sepeda motor adalah kopling
basah, dimana sistem kopling basah lebih cocok digunakan untuk
penggunaan harian. Disamping biaya oprasional lebih murah jenis kopling
ini lebih reliable dibanding jenis kopling lainya.
Khusus sistem kopling kering umumnya digunakan pada motor
berukuran besar. Beban berat kendaraan lebih cocok menggunakan sistem
kopling kering. Tetapi bukan berarti sistem kopling ini bebas dari
masalah. Terutama pada kendaraan roda dua, sistem kopling kering lebih
rentan masalah dibanding kopling basah.
Kopling Kering = Waspadai Musim Hujan !
Bagi pemilik motor yang menggunakan kopling kering, musim hujan
merupakan saat paling rentan terhadap kondisi kopling motornya. Salah
satu penyebabnya adalah udara lembab dan kotoran yang mengendap dalam
bentuk cipratan air yang masuk dari sisi luar koplingnya.
Bisa dibilang cukup fatal, karena cipratan air tersebut akan menumpuk di
rumah kopling dan pelat kopling. Akibatnya beban kopling akan menjadi
berat. Efek langsungnya adalah pelat kopling yang lengket mengakibatkan
kopling enggan kembali keposisi semula.
Efek lainya adalah akibat beban berat tersebut pemutar
kopling yang terletak pada posisi paling luar menjadi tumpuan bila
terjadi akan terjadi keretakan yang berujung pada patahnya pemegan pegas
kopling tersebut.
Cara mengantisipasinya bagai mana ?
Ini saatnya mengorbankan Fashion demi oprasionalitas. Sudah pasti para
pemilik kopling kering ingin menunjukan kopling keringnya yang
berwarna-warni dengan memasang
cover kopling
yang terbuka. Memang terlihat keren tetapi dengan kondisi seperti ini
pengguna motor harus mewaspadai air yang masuk kedalam sela2 kopling,
bila kejadian seperti diatas tidak ingin terjadi!
Mengganti cover kopling dengan model tertutup bisa menjadi pilihan
paling mudah, selain simple resiko kemasukan air pun bisa diminimalisir
secara maksimal. Tetapi sebelum mengganti cover ada baiknya membersihkan
rumah kopling dan plat kopling dari kerak maupun endapan air terlebih
dahulu hingga benar2 kering dan kinclong agar kopling motor bebas dari masalah.
Cara kerja mesin 4 TAK
Mesin 4 tak adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah
tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali
rotasi kruk as, dan satu putaran noken as.
Tujuan langkah hisap yaitu memasukkan kabut udara – bahan bakar ke
dalam silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari
jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.
Proses hisap :
- Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB)
- Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
- Kruk As berputar 180 derajat
- Noken As berputar 90 derajat
- Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel (noken as).
Tujuan dari langkah kompresi yaitu untuk meningkatkan temperatur
sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini
juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.
Proses kompresi :
- Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
- Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
- Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
- Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
- Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
- Noken as mencapai 180 derajat
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi.
Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah
ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga
menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston
turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi
gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum
menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance
weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
Proses langkah tenaga :
- Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
- Piston terlempar dari TMA menuju TMB
- Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
- Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
- Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
- Putaran Noken As 270 derajat
Tujuan dari langkah buang yaitu untuk menghasilkan operasi kinerja
mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa
pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus
dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa
pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi
potensial tenaga yang dihasilkan.
Proses langkah buang :
- Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
- Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
- Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
- Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
- Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out
berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga
awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam.
Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam
manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk
sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan
langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa
pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat
overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat
mesin ini ingin bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
- Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
- Pendinginan suhu di ruang bakar
- Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
- memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar.
Cara kerja mesin 2 TAK
Jika mesin 4 tak memerlukan 2 putaran crankshaft dalam satu siklus
kerjanya, maka untuk mesin 2-tak hanya memerlukan satu putaran saja.
Hal ini berarti dalam satu siklus kerja 2 tak hanya terdiri dari 1
kali gerakan naik dan 1 gerakan turun dari piston saja.
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
- Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan
ruang bilas yang berada di bawah piston. Semakin jauh piston
meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan di ruang bilas semakin meningkat.
- Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati
lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing
lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan
melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
- Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
- Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang
tertekan dalam ruang bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar
sekaligus mendorong gas yang ada dalam ruang bakar keluar melalui
lubang pembuangan.
- Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar.
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
- Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas
hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam
ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi.
- Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang bakar.
- Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
- Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala
untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum
piston sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan dalam ruang bakar
akibat pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke
TMB karena proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai
nyala busi sampai gas terbakar dengan sempurna.